Thursday, June 15, 2023

Pengertian Deaerator

 Deaerator adalah perangkat yang digunakan dalam industri pengolahan air atau pembangkit listrik tenaga uap untuk menghilangkan oksigen terlarut dari air umpan yang akan digunakan dalam boiler atau sistem peralatan pemanas. Tujuan utama dari deaerator adalah untuk mencegah kerusakan pada sistem pemanas akibat korosi yang disebabkan oleh keberadaan oksigen dalam air.

Proses deaerasi melibatkan penghilangan oksigen terlarut dalam air umpan melalui beberapa tahap. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses deaerasi:

  1. Pengurangan Tekanan: Air umpan yang mengandung oksigen terlarut dimasukkan ke dalam deaerator dan tekanannya dikurangi secara signifikan. Penurunan tekanan ini membantu mengeluarkan oksigen dari air dalam bentuk gelembung-gelembung gas.

  2. Pemanasan: Air umpan dipanaskan menggunakan pemanas uap yang ada di dalam deaerator. Pemanasan ini bertujuan untuk meningkatkan kelarutan oksigen dalam air, sehingga oksigen dapat lebih mudah dikeluarkan pada tahap selanjutnya.

  3. Mekanisme Penghilangan Oksigen: Pada tahap ini, air umpan dialirkan melalui media yang dirancang khusus, seperti tray, mist eliminator, atau baling-baling, yang memungkinkan terjadinya kontak yang luas antara air dan udara di dalam deaerator. Oksigen terlarut dalam air akan berdifusi ke udara dan dikeluarkan, sedangkan air yang sudah terbebas dari oksigen akan dialirkan ke boiler atau sistem pemanas.

Setelah proses deaerasi selesai, air umpan yang sudah terbebas dari oksigen terlarut akan dikirim ke boiler atau sistem pemanas. Ini membantu mencegah korosi dan kerusakan pada peralatan pemanas akibat reaksi oksidasi yang disebabkan oleh keberadaan oksigen.

Deaerator biasanya digunakan dalam sistem pembangkit listrik tenaga uap, industri kimia, industri petrokimia, dan industri pengolahan air. Penting untuk menjaga dan memelihara deaerator dengan baik untuk memastikan penghilangan oksigen yang efektif dan konsisten dari air umpan, sehingga menjaga keandalan dan efisiensi operasional sistem pemanas.

Pengertian Ozonator

 Ozonator adalah perangkat yang digunakan untuk menghasilkan ozon (O3), yaitu bentuk oksigen yang terdiri dari tiga atom oksigen. Ozonator menggunakan prinsip elektrolisis atau korona untuk menghasilkan ozon dengan memanfaatkan oksigen (O2) di udara sebagai bahan baku.

Prinsip kerja ozonator umumnya melibatkan dua elektroda yang terpisah oleh jarak kecil di dalam sebuah reaktor. Ketika arus listrik dilewatkan melalui elektroda, reaksi elektrolisis terjadi, yang menyebabkan molekul oksigen (O2) di udara terdisosiasi menjadi atom oksigen (O). Atom oksigen yang dihasilkan kemudian bergabung dengan molekul oksigen (O2) yang ada di sekitarnya, membentuk ozon (O3).

Ozonator memiliki berbagai aplikasi di berbagai bidang, termasuk pengolahan air, pengolahan limbah, pengolahan udara, dan desinfeksi. Beberapa aplikasi umum ozonator meliputi:

  1. Pengolahan Air: Ozonator digunakan dalam sistem pengolahan air untuk membasmi mikroorganisme, menghilangkan bau dan rasa yang tidak diinginkan, dan mengoksidasi zat-zat terlarut yang berpotensi berbahaya.

  2. Pengolahan Limbah: Ozonator digunakan dalam pengolahan limbah untuk mengoksidasi dan menghilangkan senyawa organik yang terkandung dalam air limbah, mengurangi tingkat polutan, dan membunuh mikroorganisme patogen.

  3. Pengolahan Udara: Ozonator digunakan dalam sistem penyaringan udara untuk menghilangkan bau, mengurangi polutan udara seperti asap, gas berbahaya, dan partikel mikro.

  4. Desinfeksi: Ozonator digunakan dalam aplikasi desinfeksi, seperti desinfeksi air minum, pembersihan dan sanitasi permukaan, dan sterilisasi peralatan medis.

Penting untuk menggunakan ozonator dengan hati-hati dan sesuai dengan panduan produsen, karena ozon dapat beracun dan berpotensi berbahaya jika terhirup dalam konsentrasi yang tinggi. Penggunaan ozonator biasanya memerlukan pemahaman yang baik tentang penggunaan yang tepat dan pengendalian konsentrasi ozon yang dihasilkan untuk menjaga keamanan dan kesehatan manusia.

Pengertian Retort

 Retort adalah sebuah alat atau proses yang digunakan untuk memasak atau memproses makanan dalam kemasan tertutup dengan menggunakan suhu tinggi dan tekanan. Retort digunakan untuk memastikan keamanan makanan dengan menghilangkan mikroorganisme patogen atau spora bakteri yang dapat menyebabkan keracunan makanan.

Proses retort melibatkan pemanasan makanan dalam kemasan hingga suhu yang tinggi dalam lingkungan bertekanan. Biasanya, suhu yang digunakan berkisar antara 110 hingga 135 derajat Celsius (230 hingga 275 derajat Fahrenheit). Makanan yang terkemas dalam wadah tahan panas, seperti kaleng atau pouch fleksibel, ditempatkan dalam retort dan dipanaskan secara menyeluruh.

Tujuan utama dari proses retort adalah untuk membunuh mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, dan spora yang ada dalam makanan dan memperpanjang umur simpan produk. Pemanasan pada suhu tinggi dan tekanan dalam retort dapat membunuh mikroorganisme patogen dan memastikan bahwa makanan dalam kemasan steril.

Proses retort sering digunakan dalam industri makanan untuk menghasilkan makanan kaleng, seperti sayuran kalengan, daging kalengan, sup kalengan, makanan instan kalengan, serta produk makanan dalam kemasan fleksibel. Makanan yang telah diproses dengan retort memiliki umur simpan yang lebih lama dan dapat disimpan pada suhu ruangan tanpa memerlukan penyimpanan dingin.

Namun, perlu diperhatikan bahwa beberapa nutrisi dalam makanan dapat terpengaruh oleh panas dan tekanan tinggi selama proses retort. Oleh karena itu, produsen sering kali melakukan penyesuaian dalam formulasi makanan atau menambahkan nutrisi setelah proses retort untuk mempertahankan nilai gizi yang baik.

Pengertian Water Treatment Plant (WTP)

WTP / Water Treatment Plant (Sistem Pengolahan Air)

Water treatment plant (pabrik pengolahan air) adalah fasilitas yang dirancang dan digunakan untuk mengolah air mentah menjadi air yang aman dan layak untuk dikonsumsi atau digunakan untuk berbagai keperluan seperti air minum, industri, pertanian, dan keperluan komersial lainnya. Proses pengolahan air dilakukan untuk menghilangkan kontaminan dan mengurangi risiko penyakit yang dapat disebabkan oleh air yang terkontaminasi.
Di water treatment plant, air mentah dari sumber seperti sungai, danau, atau sumur disaring dan diproses melalui serangkaian tahap pengolahan yang bertujuan untuk menghilangkan zat-zat berbahaya dan mencapai standar kualitas air yang ditetapkan. Berikut adalah beberapa tahapan umum yang terjadi dalam water treatment plant:
Koagulasi dan Flokulasi: Zat-zat kimia koagulan ditambahkan ke dalam air untuk membantu menggumpalkan partikel-partikel kecil yang tersuspensi. Kemudian, proses flokulasi digunakan untuk membentuk flok-flok besar yang dapat dengan mudah diendapkan.
Pengendapan: Air yang mengandung flok-flok besar masuk ke tangki pengendap di mana flok-flok tersebut akan mengendap ke dasar tangki. Air jernih yang ada di atas endapan akan diambil sebagai langkah selanjutnya dalam proses pengolahan.
Filtrasi: Air jernih yang telah melalui pengendapan melewati media penyaringan seperti pasir, karbon aktif, atau bahan lainnya untuk menghilangkan partikel-partikel halus dan zat-zat terlarut yang tersisa.
Desinfeksi: Untuk memastikan bahwa air bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit, proses desinfeksi dilakukan dengan menggunakan zat kimia seperti klorin, ozon, atau ultraviolet (UV) untuk membunuh bakteri, virus, dan mikroorganisme patogen lainnya.
Penyesuaian pH dan Penambahan Bahan Tambahan: Beberapa water treatment plant juga dapat melakukan penyesuaian pH air dengan menambahkan bahan kimia seperti kapur (kalsium karbonat) atau asam untuk mencapai tingkat pH yang diinginkan. Selain itu, bahan tambahan seperti penjernih (clarifier) atau penstabil (stabilizer) juga dapat ditambahkan sesuai kebutuhan.
Setelah melalui serangkaian tahap pengolahan ini, air di water treatment plant dianggap aman dan siap untuk dikirim ke sistem distribusi atau digunakan sesuai dengan kebutuhan. Penting untuk mencatat bahwa proses pengolahan air dapat bervariasi tergantung pada kualitas air mentah, standar kualitas yang diharapkan, dan teknologi yang digunakan dalam water treatment plant tersebut.
  1. Pengambilan dan Penyaringan Awal: Air mentah diambil dari sumbernya dan melewati proses penyaringan awal untuk menghilangkan partikel kasar, seperti batu, pasir, dan daun yang mungkin ada dalam air.

Perbedaan UHT dan Pasteurisasi

 Perbedaan antara UHT (Ultra High Temperature) dan pasteurisasi terletak pada suhu dan durasi perlakuan panas yang digunakan serta dampaknya pada produk yang diolah. Berikut ini adalah perbedaan utama antara UHT dan pasteurisasi:

  1. Suhu Perlakuan Panas:

    • UHT: Proses UHT melibatkan pemanasan produk pada suhu yang sangat tinggi antara 135 hingga 150 derajat Celsius (275 hingga 302 derajat Fahrenheit). Suhu yang tinggi ini digunakan untuk membunuh semua mikroorganisme, termasuk spora bakteri yang tahan panas.
    • Pasteurisasi: Ada beberapa metode pasteurisasi yang berbeda, tetapi secara umum, suhu pasteurisasi berkisar antara 60 hingga 85 derajat Celsius (140 hingga 185 derajat Fahrenheit), tergantung pada jenis produk dan metode pasteurisasi yang digunakan. Suhu ini digunakan untuk mengurangi jumlah mikroorganisme patogen dan memperpanjang umur simpan produk.
  2. Durasi Perlakuan Panas:

    • UHT: Proses UHT melibatkan paparan produk pada suhu tinggi selama beberapa detik hingga beberapa menit. Biasanya, durasi perlakuan panas UHT berkisar antara 2 hingga 5 detik.
    • Pasteurisasi: Durasi pasteurisasi tergantung pada metode pasteurisasi yang digunakan dan jenis produk yang diolah. Umumnya, durasi pasteurisasi berkisar antara 15 hingga 30 detik untuk pasteurisasi singkat (HTST - High-Temperature Short-Time), atau bisa lebih lama hingga beberapa menit untuk pasteurisasi dengan suhu rendah (LTLT - Low-Temperature Long-Time).
  3. Dampak pada Produk:

    • UHT: Proses UHT menghasilkan produk yang dapat disimpan pada suhu ruangan tanpa perlunya penyimpanan dingin (non-refrigerated). Hal ini memungkinkan produk UHT memiliki umur simpan yang lebih lama tanpa penggunaan bahan pengawet tambahan. Namun, proses UHT dapat mengubah rasa dan tekstur produk dalam beberapa kasus.
    • Pasteurisasi: Dalam pasteurisasi, produk masih membutuhkan penyimpanan dingin setelah proses untuk mempertahankan kualitas dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang tidak dihancurkan selama pasteurisasi. Pasteurisasi mempengaruhi produk dengan sedikit perubahan rasa dan tekstur dibandingkan dengan proses UHT.

Pilihan antara UHT dan pasteurisasi tergantung pada jenis produk, persyaratan umur simpan, dan preferensi produsen. Proses UHT lebih cocok untuk produk dengan umur simpan yang panjang tanpa penyimpanan dingin, sementara pasteurisasi sering digunakan untuk produk dengan umur simpan yang lebih pendek yang memerlukan penyimpanan dingin.

Pengertian UHT (Ultra High Temperature)

 UHT (Ultra High Temperature) adalah proses perlakuan panas yang ekstrem yang digunakan dalam industri makanan dan minuman untuk memastikan keamanan dan daya simpan yang lebih lama pada produk yang mudah rusak atau berbahaya jika terpapar bakteri atau mikroorganisme lainnya.

Dalam proses UHT, produk makanan atau minuman dipanaskan pada suhu sangat tinggi, biasanya antara 135 hingga 150 derajat Celsius (275 hingga 302 derajat Fahrenheit), dan dipertahankan pada suhu ini selama beberapa detik atau beberapa detik hingga beberapa menit, tergantung pada produk yang diolah.

Tujuan dari perlakuan panas UHT adalah untuk membunuh bakteri, kuman, spora, dan mikroorganisme lainnya yang dapat menghancurkan kualitas dan mempersingkat umur simpan produk makanan atau minuman. Setelah perlakuan panas, produk tersebut cepat didinginkan dan dikemas dalam kondisi steril untuk mencegah kontaminasi ulang.

Proses UHT sangat umum digunakan dalam pengolahan susu, jus buah, sari buah, produk susu olahan seperti krim kocok, produk kopi instan, sup kemasan, saus tomat, dan produk makanan dan minuman lainnya yang membutuhkan daya simpan yang lama tanpa penggunaan bahan pengawet kimia.

Keuntungan utama dari proses UHT adalah dapat mempertahankan nutrisi dan kualitas organoleptik produk dalam jangka waktu yang lebih lama dibandingkan dengan perlakuan panas konvensional. Produk UHT cenderung memiliki umur simpan yang lebih lama di suhu ruangan tanpa perlu penyimpanan dingin, karena bakteri dan mikroorganisme lainnya telah dihancurkan selama perlakuan panas yang ekstrem tersebut.

Pengertian RO (Reverse Osmosis)

 Reverse osmosis (RO) adalah proses pemisahan yang digunakan untuk memurnikan air dengan menghilangkan sebagian besar kontaminan terlarut, termasuk ion, partikel, molekul organik, dan sejumlah besar zat terlarut lainnya. Proses ini melibatkan tekanan yang diterapkan pada larutan yang akan disaring melalui membran semi-permeabel (membran RO) untuk memisahkan air murni dari zat terlarut.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai bagaimana proses reverse osmosis bekerja:

  1. Tekanan: Air umpan yang terkontaminasi dialirkan melalui membran RO dengan menerapkan tekanan pada air tersebut.

  2. Membran semi-permeabel: Membran RO adalah lapisan tipis dengan pori-pori yang sangat kecil, hanya memungkinkan air murni (molekul air) untuk melewati, sementara menyaring zat terlarut yang lebih besar, termasuk garam, mineral, logam berat, dan kontaminan lainnya.

  3. Proses pemisahan: Ketika air umpan melewati membran RO, zat terlarut yang lebih besar terperangkap di satu sisi membran, sementara air murni (disebut juga sebagai permeat) melewati membran dan dikumpulkan di sisi lain.

  4. Pengumpulan permeat: Air murni atau permeat yang dihasilkan melalui proses reverse osmosis dikumpulkan untuk digunakan sebagai air murni yang bebas dari kontaminan.

Proses reverse osmosis sangat efektif dalam memurnikan air, baik untuk tujuan industri maupun konsumsi rumah tangga. Air hasil dari RO biasanya lebih bersih dan memiliki tingkat keasaman (pH) yang rendah. Proses ini digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pengolahan air minum, penyulingan air laut menjadi air tawar, pengolahan air limbah, dan aplikasi industri yang membutuhkan air murni.

Setting Flow meter E+H dengan mode ethernet

 







Setting Inverter Toshiba

 

PARAMETER SETTING INVERTER TOSHIBA VFS-15 SERIES

CNOD=0 [START]

FNOD=2 [VIB=-10sd+10V]

F107=1 [VIB=-10sd+10V]

F300= [NOISE FILTER]

TYP=3 RESET KE SETTINGAN PABRIK

FNOD= 8 VIC [4-20mA]

PARAMETER SETTING INVERTER TOSHIBA VF-PS1

 

Setting Inverter Danfoss Modbus